Apakah Anda Bisa Membedakan Antara Kebutuhan dan Keinginan? Yakin!

                                         Sumber gambar: https://pixabay.com

Anda tentu pernah melihat anak kecil teriak ke orang tuanya, "mamaaa... aku mau itu...". Ini pasti kejadian sehari-hari di toko mainan, apa yang anda pikirkan kalau lihat hal tersebut? kalau saya mungkin mikir itu anak manja sekali, atau kasihan orang tuanya, atau untung anak ane gak seperti itu...

Tapi anda pernah berpikir gak sih, apakah anda sampai saat ini masih juga seperti anak itu? Kalau ada mainan atau pakaian yang bagus, anda jadi gatal mau beli, apa lagi kalau masih tanggal muda seperti sekarang, bedanya dengan anak tadi adalah anda punya duitnya, jadi bisa beli! lalu tentu sebagai orang dewasa, kita mencari justifikasi (pembenaran) atas pembelian tersebut; baju pestaku sudah lama, atau kebetulan nih ada promo handphone, HP sekarang udah mulai ngehang, atau malah untuk hobi, anda punya justifikasi "investasi" seperti pembelian mainan action figure dan lego
saya rasa sekarang sudah saatnya kita meninggalkan sifat kekanak-kanakan itu dan mulai hidup sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab. Ingat semua orang menjadi tua, dewasa adalah pilihan.
 



Pertama-tama, kita harus paham dulu perbedaan kebutuhan (needs) dengan keinginan (wants).
Kebutuhan : sesuatu yang harus dimiliki
Keinginan  : sesuatu yang ingin dimiliki


                                                     Sumber gambar: https://pixabay.com 

Hati-hati dalam melabel sesuatu sebagai kebutuhan karena nanti malah bingung dan bisa-bisa semua hal dicap sebagai kebutuhan. kita ingat-ingat yuk pelajaran di bangku sekolah, dulu saya di SMP belajar kebutuhan primer manusia ada 3: sandang (pakaian), papan (tempat tinggal), pangan (makanan), kemudian selanjutnya ada kebutuhan sekunder (meningkatkan kebahagiaan) dan tersier (kemewahan/luxury). Kebutuhan sekunder dan tersier sebenarnya sudah masuk wants.
Apakah itu berarti anda hanya boleh beli kebutuhan primer saja? Ya, tidak juga tentu anda, seperti saya, juga ingin hidup nyaman, maka kadang butuh hiburan dan liburan (sekunder), kadang untuk meningkatkan prestise juga diperlukan beberapa barang mewah (tersier) seperti iPad, mobil bagus, dll, yang harus dihindari adalah menekan atau bahkan menghilangkan kebutuhan primer untuk memenuhi kebutuhan tersier. Yang begini nih yang biasanya jadi asal muasal masalah keuangan, gaji masih pas-pasan sudah beli hp keluaran terbaru, karena dana belum cukup, maka ambil cicilan 0% 24 bulan, supaya cicilan tidak telat, makan terpaksa makan dikurangi jadi 2x sehari saja, sedih tapi ini beneran ada lho!

Tips: Kalau anda tidak yakin apakah suatu pengeluaran merupakan Kebutuhan atau Keingingan, coba untuk tidak mengeluarkannya dalam suatu kurun waktu tertentu, jika ternyata anda tidak bisa bertahan tanpa barang/jasa tersebut selama satu bulan, maka bisa jadi itu adalah Kebutuhan.


                                                      Sumber gambar: https://pixabay.com 

Sebagian besar pengeluaran sebenarnya sudah jelas apakah kebutuhan atau keinginan, namun beberapa hal memang di area abu-abu, misalnya apakah pakaian mewah pasti merupakan keinginan? Belum tentu! Untuk beberapa profesi tertentu, seperti pengacara atau asset manager, pakaian dengan merk mewah bisa jadi merupakan kebutuhan.
Jadi gimana? Anda sudah bisa membedakan antara keinginan dengan kebutuhan? Sudah bisa jadi orang dewasa dan tidak mencari justifikasi (pembelaan)  pembelian? Boleh dong share pendapat atau masukannya di bawah
, trimakasih semoga bisa memberi wawasan kepada para pembaca

Komentar