Asal Usul Orang Hutan

Orang Utan
Nama "orangutan" diambil dari kata dalam bahasa Melayu, yaitu 'orang' yang berarti manusia dan 'utan' yang berarti hutan. Orangutan merupakan primata yang memiliki habitat asli di hutan Sumatra dan Kalimantan.
Orang Utan Kalimantan
Ciri-ciri orangutan Kalimantan memiliki tubuh yang lebih besar dari orangutan Sumatra, kaki pendek, memiliki lengan panjang, tidak memiliki ekor, serta warna kemerahan dan coklat. Untuk berat orangutan Kalimantan jantan dewasa dapat mencapai 50 hingga 90 kg, sedangkan untuk tinggi badan mencapai 1,25 hingga 1,5 m. Sementara orangutan betina dewasa memiliki berat 30 – 50 kg dan tinggi 1 m. Perbedaannya simpanse dengan orangutan yaitu orangutan cenderung sendiri (semi-solitary), sedangkan gorila, simpanse, dan bonobo hidup berkelompok.
Orang Utan Sumatra
orangutan Sumatera mempunyai kantung pipi yang panjang pada orangutan jantan. Panjang tubuhnya sekitar 1,25 meter sampai 1,5 meter. Berat orangutan dewasa betina sekitar 30-50 kilogram, sedangkan yang jantan sekitar 50-90 kilogram. Bulu-bulunya berwarna coklat kemerahan.Jantan dewasa umumnya penyendiri sementara para betina sering dijumpai bersama anaknya di hutan. Rata-rata setiap kelompok terdiri dari 1-2 orangutan dan kedua jenis kelamin mempunyai daya jelajah sekitar 2-10 kilometer yang banyak bertumpang tindih tergantung pada ketersediaan buah di hutan. Setelah disapih pada umur 3,5 tahun, anak orangutan akan berangsur-angsur independen dari induknya setelah kelahiran anak yang lebih kecil. Orangutan Sumatera betina mulai berproduksi pada usia 10-11 tahun, dengan rata-rata usia reproduksi sekitar 15 tahun.
Habitat Hidup Orang Hutan Kalimatan
Habitatnya orangutan Kalimantan dan sumatra dapat ditemukan pada ketinggian 500 m di atas permukaan laut. Biasanya terdapat di rawa-rawa atau dataran rendah di daerah aliran sungai (DAS). Karena masih di daerah tersebut masih memiliki pohon-pohon besar sebagai habitat populasi orangutan Kalimantan.
Fakta Menarik Seputar Hidup Orang Utan Kalimantan dan Sumatra
1.Menggunakan Alat
Orang utan dapat menggunakan tongkat sebagai alat bantu untuk mengambil makanan, dan menggunakan daun sebagai pelindung sinar matahari. Pada beberapa kasus, seperti pada Orangutan Sumatera yang berusia 6 tahun yang hidup di rawa barat Sungai Alas Sumatera dapat menggunakan tongkat untuk mendeteksi letak madu namun perilaku tersebut tidak pernah ditemukan di antara orangutan pada wilayah pesisir timur. Hal ini menunjukkan keragaman perilaku dalam adaptasi lingkungan tertentu.
2.Hewan Teritorial
Orangutan jantan dapat membuat panggilan jarak jauh yang dapat didengar didalam radius sekitar 1 km. Panggilan tersebut digunakan untuk mengawasi dan menandai arealnya, memanggil pasangannya, mencegah orangutan jantan lainnya yang datang mengganggu. Hewan ini mempunyai kantung tenggorokan yang besar yang membuat mereka mampu melakukannya.
3.Penjaga Kelestarian Hutan
Orangutan memiliki kebiasaan memakan buah-buahan sambil menjelajah dari satu pohon ke pohon lain. Kebiasaan ini sangat berperan dalam menjadikan hutan terus hidup. Biji-bijian dan buah yang dimakan orangutan disemburkan ke daerah sekitar ataupun di daerah yang jauh dari tempat tersebut.
4.DNA Mirip Manusia
Orangutan Kalimantan memiliki ukuran badan yang lebih kecil dari orangutan Sumatra. Tubuhnya berwarna terang atau orange, dan memiliki tulang tangan yang lebih panjang. Orangutan Kalimantan dapat hidup selama 35-40 tahun di alam liar, bahkan bisa mencapai usia 60 tahun di dalam penangkaran. Orangutan memiliki keunikan yang dekat dengan manusia, yakni taraf kecenderungan DNA sebesar 96,4%.
5.Hobi Makan
Menurut Koordinator Divisi Restorasi Taman Nasional Sebangau, sebanyak 60-70% orangutan menggunakan waktu mereka untuk makan. Selain bergelantungan di dahan pohon, mereka kerap kali turun ke tanah untuk mencari makan. Bahkan mereka memakan lumut dengan cara dihisap.
6.Rajin Bangun Awal
Orangutan bangun tidur pada pukul 05.00 pagi karena mendengar suara jangkrik hutan. Selama siang hari, orangutan akan mencari makan sampai 2-4 kiliometer. Dan akan kembali ke sarangnya setelah mendengar bunyi jangkrik hutan.
Populasi Orang Hutan di IndonesiaOrangutan Kalimantan merupakan satwa langka dan dilindungi di Indonesia dengan status konservasi terancam punah atau disebut endangered.Semua sub-spesies orangutan Borneo adalah spesies langka dan sepenuhnya telah dilindungi oleh perundang-undangan Indonesia. Spesies ini di klasifikasikan oleh CITES dalam kategori Appendix I (species yang dilarang untuk perdagangan komersial internasional) karena sangat rentan terhadap kepunahan.Beberapa ancaman utama yang dihadapi oleh orangutan Kalimantan adalah kehilangan habitat, kebakaran hutan, pembalakan liar, perburuan dan perdagangan orangutan untuk menjadi satwa peliharaan.Dalam satu dekade terakhir, terdapat 1,2 juta ha per tahun kawasan hutan di Indonesia yang telah digunakan untuk aktivitas-aktivitas penebangan berskala besar, pembalakan liar, serta konversi hutan untuk pertanian, perkebunan, pertambangan, dan pemukiman.
Kegiatan Rehabilitasi Orang Hutan Kalimantan
Orangutan Kalimantan kini jumlahnya diperkirakan sekitar 54 ribu individu dikelompokkan menjadi tiga anak jenis. Pertama, Pongo pygmaeus pygmaeus yang berada di utara Sungai Kapuas (Kalimantan Barat) hingga ke timur laut Sarawak. Kedua, Pongo pygmaeus morio yang hidup di Sabah hingga ke selatan Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Ketiga, Pongo pygmaeus wurmbii yang terlihat mulai dari bagian selatan Sungai Kapuas hingga timur Sungai Barito.
Saat ini, orangutan yang berada di pusat rehabilitasi tersebut merupakan korban dari perbuatan manusia yang tidak bertanggungjawab. Hutan merupakan habitat alami bagi orangutan yang telah berubah menjadi perkebunan sawit, tambang baik emas maupun batubara, dan HPH (Hak Pengusahaan Hutan). Bila diranking kembali, perkebunan kelapa sawit berada di urutan puncak, sekitar 60 persen
Untuk melepaskan orangutan habitat aslinya, bukanlah hal yang mudah. Butuh waktu sekitar 6-7 tahun untuk merehabilitasi orangutan. Lalu dilatih untuk mengembalikan sifat liarnya sebelum akhirnya dikembalikan ke hutan. Ada empat fase menuju pelepasliaran orangutan. Karantina, sosialisasi, pra-pelepasliaran, dan pelepasliaran.
Semoga artikel ini bisa membantu menambah wawasan pengetahuan pembaca, baca juga artikel Apakah Anjing Berkeringat ? Alasan Kenapa Negara Tidak Mencetak Uang Banyak Untuk Menghapus Kemiskinan Di Dunia

Komentar